PENDAHULUAN
- Kejadian asma pada anak semakin meningkat.
- Prevalensi di Indonesia : 10 % terjadi pada anak usia 6-7 tahun dan 6,5 % pada anak usia <>
DEFINISI
- Mengi berulang
- Batuk persisten
- Asma paling mungkin
- Sebab lain telah disingkirkan
PATOFISIOLOGI
- Obstruksi jalan nafas
- Kombinasi spasme otot polos bronkus, edema mukosa & sumbatan mukus
- Sumbatan jalan nafas menyebabkan :
- Peningkatan tahanan jalan nafas
- Terperangkapnya udara
- Hiperinflasi
PERUBAHAN PATOLOGIS
- Spasme bronkus
- Edema
- Hipersekresi
Pada Asma Berat, terjadi perubahan patologis yang menetap berupa:
- Deskuamasi epitel
- Hiperplasi kelenjar mukosa
- Penebalan membran basalis
- Hipertrofi otot polos
Faktor predisposisi yang memudahkan terjadinya sumbatan saluran nafas bawah pada bayi & anak kecil, antara lain :
- Saluran nafas bayi & anak lebih pendek & lebih sempit.
- Kelenturan system bronkus belum berkembang sempurna.
- Sistem kolateral dalam paru belum berkembang sempurna.
- Insersi diafragma pada bayi terletak horizontal.
- Serat otot diafragma masih sedikit ® mudah lelah.
- Otot polos saluran nafas perifer belum berkembang sempurna.
- Hiperplasi kelenjar mukus di bronkus utama.
GAMBARAN KLINIS
- Sangat bervariasi
- Serangan dapat terjadi mendadak atau perlahan.
- Serangan akut dapat dipicu oleh : udara dingin, asap rokok, SO2, debu rumah, bulu binatang, dll.
- Gejala serangan asma dapat berupa : batuk, mengi, takipnea, sesak nafas, ekspirasi memanjang, sianosis, hiperinflasi dada, takikardi, pulsus paradoksus.
- Pada serangan asma yang hebat : mengi tidak terdengar, nyeri abdomen, hati & lien mungkin teraba.
DIAGNOSIS
Didasarkan atas :
- Anamnese
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
TUJUAN TATA LAKSANA
- Meredakan penyempitan jalan nafas secepat mungkin
- Mengurangi hipoksemia
- Mengembalikan fungsi paru pada keadaan normal
- Rencana tata laksana untuk mencegah kekambuhan